12.30.2009

Virus pada Linux

Virus adalah hal yang sangat menjengkelkan bagi para pengguna komputer. Semakin lama virus makin canggih dalam memanfaatkan kelemahan sistem operasi serta kelengahan pengguna. Hal ini makin dirasakan oleh para pengguna sistem operasi yang memiliki sistem keamanan yang lemah. Virus pada awalnya menular melalui media disket dan atau melalui program yang bersifat dapat dieksekusi, kini telah beralih menjadi mampu menular melalui media Internet dan melalui dokumen yang sepintas lalu sepertinya tidak berbahaya. Penularannya makin cepat dan akibat kerusakannya makin besar pula.


Satu demi satu virus baru bermunculan, kemungkinan kerusakan baru yang makin parah makin nyata. Bahkan di salah satu situs Internet tersedia pula program untuk membuat virus secara online, yang dikenal Virus Generator Online (VGOL). Walau sudah begitu besar dampak yang diakibatkannya, sayangnya tetap para pengguna cenderung tetap kurang peduli baik dalam kehati-hatian penggunaan komputer dan belum belum menerapkan 'good practice' dalam memanfaatkan perangkat komputasinya. Hal ini ditambah lagi dengan kenyataan ketika pengguna melakukan pemilihan sistem operasi yang jarang sekali melakukan pertimbangan akan kemungkinan kerusakan yang ditimbulkan oleh virus ini.

Lantas, apakah tidak ada virus yang dibuat untuk sistem operasi yang lain? Misal linux? Jawabannya ada. virus untuk linux dibuat pertama kali pada tahun 1996 bernama Staog, yang hanya beredar secara singkat. Virus pertama yang dibuat untuk linux adalah Bliss juga pada tahun yang sama.

Selama suatu komputer memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan komputer lain – baik melalui perantara internet, jaringan komputer, media flashdisk, dan lainnya – kemungkinan untuk tersusupi virus tetap ada.

Dan dalam kenyataannya memang sudah ada beberapa virus yang hadir di Linux, walaupun boleh dibilang hampir sebagian besar virus ini dibuat hanya sebagai proof of concept saja, yaitu untuk membuktikan bahwa Linux-pun bisa terkena virus. Namun dengan sistem keamanan yang jauh lebih baik dari Windows, bisa dipastikan virus akan lebih susah untuk hidup dan berkembang biak di Linux

Presentase perkembangan virus computer yaitu:
  • Windows Family = 95%
  • Unix / Linux = 2 %
  • Mac OS = 1 %
  • OS lain (Free BSD, IBM) = 2 %
Dari Wikipedia Ensiklopedia menyebutkan beberapa virus yang menyerang sistem operasi Linux antara lain:

Virus adalah Virus komputer merupakan program komputer yang dapat menggandakan atau menyalin dirinya sendiri dan menyebar dengan cara menyisipkan salinan dirinya ke dalam program atau dokumen lain. Berikut ini contoh-contoh dari virus di linux:
  • Alaeda – Virus.Linux.Alaeda
  • Bad Bunny – Perl.Badbunny
  • Binom – Linux/Binom
  • Bliss
  • Brundle
  • Bukowski
  • Diesel – Virus.Linux.Diesel.962
  • Kagob a – Virus.Linux.Kagob.a
  • Kagob b – Virus.Linux.Kagob.b
  • MetaPHOR (also known as Simile)
  • Nuxbee – Virus.Linux.Nuxbee.1403
  • OSF.8759
  • Podloso – Linux.Podloso
  • Rike – Virus.Linux.Rike.1627
  • RST – Virus.Linux.RST.a
  • Satyr – Virus.Linux.Satyr.a
  • Staog
  • Vit – Virus.Linux.Vit.4096
  • Winter – Virus.Linux.Winter.341
  • Winux (also known as Lindose and PEElf
  • ZipWorm – Virus.Linux.ZipWorm
  • Virus.Linux.Bi.a/Virus.Win32.Bi.a (virus multi platform Windows dan Linux)
Worm adalah jenis virus yang tidak menginfeksi program lainnya. Ia membuat copy dirinya sendiri dan menginfeksi komputer lainnya (biasanya menggunakan hubungan jaringan) tetapi tidak mengkaitkan dirinya dengan program lainnya, akan tetapi sebuah worm dapat mengubah atau merusak file dan program. Contoh dari worm yang terdapat di linux antara lain:
  • Adm – Net-Worm.Linux.Adm
  • Adore
  • Cheese – Net-Worm.Linux.Cheese
  • Devnull
  • Kork
  • Linux/Lion (Ramen)
  • Mighty – Net-Worm.Linux.Mighty
  • Millen – Linux.Millen.Worm
  • Slapper
  • SSH Bruteforce
Trojans adalah replika atau duplikat virus. Trojan dimasukan sebagai virus karena sifat program yang tidak diinginkan dan bekerja dengan sendirinya pada sebuah computer. Sifat trojan adalah mengkontrol computer secara otomatis. Misalnya computer yang dimasuki trojan email. Trojan dimasukan dalam RATS (remote access trojans) dimana sebuah computer dikontrol oleh program tertentu, bahkan beberapa trojan difungsikan membuka computer agar dapat dimasuki oleh computer dan diaccess dari jauh. Contoh dari Trojan yang terdapat di linux yaitu:
  • Kaiten – Linux.Backdoor.Kaiten trojan horse
  • Rexob – Linux.Backdoor.Rexob trojan
Dampak Virus di Linux:

Virus pada Linux tidak seheboh dan separah seperti yang ada dalam Windows. Di sistem operasi Windows, virus dapat menjangkiti, merusak, mengutak-atik bahkan merusak sistem. Tapi pada linux hanyalah sebagai penggangu yang tidak begitu meresahkan, karena jumlah virus yang berkembang tidak begiu banyak.

Di lain sisi perusahaan anti virus dan media massa cenderung membesar-besarkan masalah virus di Linux. Virus di Linux memang sudah ada sejak dahulu kala, tetapi tidak pernah menciptakan masalah yang besar. Dan ketika ada virus baru yang bekerja di Linux, para vendor perangkat anti virus selalu berlomba-lomba untuk membesar-besarkan isu ini, terlepas dari apakah virus ini berbahaya atau tidak. Itulah sebabnya terus diadakannya revisi-revisi baru dari tiap-tiap distro tiap tahunnya.

Virus sulit berkembang di Linux karena:
  1. Linux adalah sistem operasi yang didesain sejak awal untuk lingkungan multiuser. Jika dikelola dengan benar, virus bisa saja menginfeksi berkas-berkas yang dimiliki oleh seorang pengguna, tetapi akan sulit untuk menjalar ke berkas-berkas yang dimiliki oleh pengguna lain.
  2. Seorang pengguna tidak dapat memodifikasi berkas-berkas sistem. Ia dan program yang ia jalankan (termasuk virus) hanya dapat memodifikasi berkas-berkas yang ia miliki.
  3. Seorang pengguna dapat saja menginstal sebuah aplikasi pada home directory miliknya, tetapi jarang aplikasi tersebut digunakan oleh pengguna lainnya.
  4. Pada Linux, sulit untuk mengeksekusi program secara tidak sengaja. Virus-virus masa kini seringkali menyamarkan dirinya sebagai aplikasi, folder atau dokumen. Tetapi pada Linux, hal tersebut sulit dilakukan.
Cara penanganan virus di Linux:
  1. Menutup celah-celah keamanan pada Linux, misalkan pada Firewall.
  2. Dapat menggunakan antivirus yang compatible dengan distro linux tertentu. Misalkan pada Open Suse dapat di ekstrak antivirus avira. Melakukan scanning terhadap media yang rentang terhadap penyebaran virus, misalkan flashdisk dan disket.
  3. Sumber utama penyebaran virus di linux yaitu internet terutama pada attachment e-mail. Jadi waspada terhadap kiriman e-mail yang tidak dikenal, terlebih-lebih tersisip suatu file di dalamnya.
  4. Sebagian besar pengguna Linux tidak perlu lagi mengunduh (download) aplikasi secara manual. Kebanyakan distribusi sudah siap pakai untuk keperluan umum. Jika perlu menginstal aplikasi baru, hal tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan repository milik distro yang dipakai dan instalasi baru dilakukan setelah proses verifikasi yang berlangsung secara otomatis.

Konfigurasi WLAN (peer to peer)

Jaringan wireless ad hoc sangat cocok dilakukan pada saat saat penting untuk menghubungkan dua buah PC/Laptop atau lebih secara langsung tanpa membutuhkan peralatan tambahan seperti wireless router atau access point. Tidak hanya untuk keperluan File Sharing, bisa juga untuk share koneksi internet. Konfigurasi yang dibutuhkan tidaklah rumit. Untuk membuat jaringan wireless ad hoc, tiap wireless adapter cukup di setting menjadi Mode Ad Hoc (mode standart adalah infrastructure mode).
Yang diperlukan untuk melakukan koneksi WLAN ad hoc ini antara lain:
1. Min. 2 PC atau Laptop
2. Wireless / Wifi
3. Wireless Network Card + driver (khusus PC)

Bila PC/Laptop dan wireless telah ada, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memasang Wireless Network Card pada motherboard PC. Hidupkan PC dan install driver Wireless Net Card-nya. Pada kesempatan ini, yang saya gunakan adalah jenis SMC Network.
Proses install driver

Masukkan CD driver Wireless Net Card pada disk drive dan akan tampil window autoplay seperti berikut:
  1. Pilih “Install/Remove Driver & Utility”. Tunggu beberapa saat hingga proses loading selesai.
  2. Klik next untuk melanjutkan instalasi.
  3. Bila tampil suatu warning pada saat proses instalasi, klik Continue Anyway.
  4. Tunggu beberapa saat hingga proses instalasi selesai.
  5. Pilih Finish untuk mengakhiri proses instalasi. Lalu restart PC sesaat setelah semua proses instalasi selesai.
  6. Setelah terestart, akan tampil SMC EZ Connect yang mencari akses wireless yang dapat di jangkau. Berikut ini tampilan saat PC berhasil menangkap sinyal wireless.
Setelah semua media telah terpenuhi, maka langkah selanjutnya yaitu mensetting network agar dapat di akses ad hoc secara peer to peer bahkan memiliki jangkauan yang lebih luas. Langkah-langkah penyettingan sebagai berikut:
  1. Buka control panel => Network Connection => Klik kanan pada Wireless Network Connection.
  2. Pilih tab Wireless Network. Centang radio button pada “Use Windows to configure my wireless network setting”. Klik pada Advance.
  3. Pilih “Computer to computer (ad hoc) network only” pada Network to access. Dan centang pada “Automatically connect to non-preffered network”. Lalu klik close, kemudian klik OK.
  4. Terkadang akan tampil task/info pada pojok kanan bawah, seperti gambar berikut ini.
  5. Setelah connect dengan Wireless LAN, akan diberikan IP address pada PC secara otomatis. Pada saat jumlah PC yang terhubung pada wireless semakin banyak, akan sering terjadi crash atau repair secara otomatis. Jadi tak jarang pula, IP address sering berubah.
  6. Untuk membuat profile/name pada Wireless agar dapat berkomunikasi dengan profile/name pada PC lain dengan cara klik pada menu Profile. Klik Add untuk membuat profile baru.
  7. Isi Profile Name dan Network Name (SSID). Centang pada Ad Hoc radio button. Kemudian klik OK.
  8. Klik Rescan untuk mencari sinyal wifi dan user/profile yang terhubung dengan wireless. Setelah selesai, pilih salah satu item untuk terhubung dengan item tersebut. Item yang di maksud dapat berupa wireless (Misal, SMKNPUR-Hotspot 1 / 2) ataupun dengan profile user orang lain. Lalu pilih Connect. Semua yang tersambung pada kita, akan tampil pada Available Profile(s).
  9. Pada saat terdapat orang lain yang ingin connect dengan kita, akan tampil taks/info di pojok kanan bawah. Misalkan pada gambar berikut. Berarti kita telah terkoneksi dengan user dengan profile Pratama/tkj2.
Pada saat ini, kita masih belum dapat untuk melakukan aktifitas dengan user lain walaupun telah terkoneksi, misalkan untuk sharing data ataupun berkomunikasi. Untuk melakukannya, lakukan setting terhadap PC utama sebagai media untuk melakukan komunikasi, dan selanjutnya setting pada PC lain.
Setting pada PC utama:
  1. Klik start => Control Panel => Network Connection => Klik kanan dan pilih properties pada Wireless Network Connection.
  2. Klik Add pada bagian Preffered network.
  3. Selanjutnya isilah Network Name (SSID) untuk jaringan yang akan dibuat. Jangan lupa untuk mencentang check box “This is a computer-to-computer (ad hoc) network: wireless access point are not used”. Anda juga dapat membubuhkan WEP Password agar koneksi anda aman. Klik OK dan OK lagi untuk menyimpan konfigurasi anda.
Setting pada PC lain:
  1. Setelah salah satu PC menjadi network, secara otomatis PC lain akan mendeteksinya. Langkahnya tidak begitu berbeda dengan yang pertama yaitu, klik start ? Control Panel ? Network Connection ? Klik kanan dan pilih properties pada Wireless Network Connection.
  2. Pilih network 1218, lalu klik configure. Bila tampil window baru, klik OK.
  3. Beberapa saat kemudian, network 1218 akan tampil pada Preferred network.
  4. Lakukan setting IP Address. Bila mana PC utama memiliki IP, missal 169.254.8.10, maka PC lain harus di setting se-kelas dengan PC utama, missal 169.254.8.92 dengan subnet mask 255.255.255.0. Klik OK. Pada SMC Network juga tampil IP address yang telah di setting.
  5. Lakukan ping terhadap PC utama sebagai network. Buka cmd lalu ketik ping 169.254.8.10, bila mendapatkan reply secara berkala, maka PC dapat digunakan untuk file sharing dan komunikasi.
File sharing pada ad hoc

Untuk sharing data, sama seperti sharing data pada jaringan local pada umumnya. Yang perlu dilakukan hanyalah menentukan folder, lalu sharing folder tersebut pada jaringan. Selesailah sudah.

Namun yang perlu diperhatikan yakni dialog “Allow network users to change my files”. Bila diaktifkan, maka user lain dapat mengcopy, memodifikasi, menghapus file dan sebagainya.
Tapi bila tidak diaktifkan, user hanya bisa mengcopy saja.Bila option tersebut tidak diaktifkan, dan terdapat user yang ingin memodivikasi atau menghapus file akan tampil task seperti berikut.
Atau sekedar membuat folder pun tak akan bisa.